RANGKAIAN SIMULASI DAN PRINSIP KERJA
1. Modul Deteksi Lingkungan
(Siang/Malam) dan Pengaturan Waktu
Modul ini menetapkan batasan kapan
sistem boleh beroperasi.
A. Sensor Cahaya dan Komparator
(U2:A - LM358)
Sensor Cahaya (LDR), bersama dengan
resistor dan potensio (RV2), membentuk pembagi tegangan. Tegangan output LDR (Vin)
dibandingkan dengan tegangan referensi tetap (Vref) menggunakan Op-Amp
sebagai Komparator (LM358).
- Siang
Hari: Cahaya terang menyebabkan resistansi LDR rendah,
menghasilkan Vin > Vref. Output komparator U2:A menjadi Logika
Tinggi (HIGH).
- Malam
Hari: Cahaya gelap menyebabkan resistansi LDR tinggi,
menghasilkan Vin < Vref. Output komparator U2:A menjadi Logika
Rendah (LOW).
B. Pengaruh Logika Malam Hari
Sinyal Logika Rendah (Malam Hari)
memiliki dua peran penting:
- Menonaktifkan
Pengisian Tangki: Sinyal ini disalurkan ke Gerbang Logika yang
mengontrol Pompa Air Sumur untuk memastikan pompa tidak hidup pada malam
hari.
- Reset Counter: Sinyal Malam Hari (LOW) disalurkan ke Gerbang U5:A, yang kemudian ke pin MR (Master Reset/Clear) pada IC Counter (U3 - 74193). Ini memastikan bahwa setiap malam, penghitung siklus penyiraman di-reset kembali ke Angka 0 pada tampilan 7-Segment (U7), memulai siklus penghitungan dari awal untuk keesokan harinya.
2. Modul Kontrol Pengisian Tangki
(Pompa Air Sumur)
Modul ini menjamin ketersediaan air
di tangki hanya pada waktu yang diizinkan.
A. Kondisi Pengaktifan
Pompa Air Sumur (digambarkan
dikontrol oleh transistor Q4 dan relay RL1) hanya akan aktif jika kedua kondisi
berikut terpenuhi secara simultan (fungsi Gerbang AND):
- Tangki
Habis: Sensor Ketinggian Air menghasilkan Logika 1.
- Siang
Hari: Output Komparator Cahaya yang sudah diolah logikanya
menunjukkan BUKAN Malam (Siang).
B. Proses Logika
- Sinyal
"Tangki Habis" (Logika 1) disalurkan ke salah satu input Gerbang
U1:C (NAND).
- Sinyal
"Siang/Malam" dari U2:A dilewatkan melalui Inverter U4:A terlebih
dahulu. Tujuannya adalah membalik logika: Logika HIGH (Siang) menjadi
LOW, dan Logika LOW (Malam) menjadi HIGH.
- Output
dari kedua kondisi tersebut diolah oleh gerbang logika untuk menghasilkan
sinyal yang menggerakkan basis transistor Q4, yang kemudian mengaktifkan
relay RL1 untuk menyalakan Pompa Air Sumur. Logika ini secara efektif
memastikan bahwa pengisian hanya terjadi saat air habis DAN saat
Siang Hari.
3. Modul Kontrol Penyiraman dan
Batasan Siklus
Modul ini adalah inti dari kontrol
irigasi, menentukan kapan penyiraman terjadi dan membatasi frekuensinya.
A. Deteksi Kekeringan Tanah
Sensor Kelembaban Tanah menghasilkan
tegangan analog yang berbanding terbalik dengan kelembaban. Tegangan ini
dibandingkan dengan Vref oleh Komparator U1:A (LM358).
- Tanah
Kering: Kelembaban rendah menghasilkan Vin < Vref. Output
komparator U1:A menjadi Logika HIGH (1).
- Sinyal
Logika 1 (Tanah Kering) ini menjadi salah satu pemicu utama untuk
mengaktifkan Pompa Penyiram.
B. Pengaturan Batas Siklus
Penyiraman
- Counter
(U3 - 74193): IC ini berfungsi sebagai pencacah naik (Up Counter). Ia
menerima sinyal clock setiap kali kondisi penyiraman terpenuhi (tanah
kering, bukan malam).
- Decoder
(U6 - 7447): Mengubah data BCD dari 74193 menjadi sinyal yang sesuai
untuk ditampilkan pada 7-Segment Display (U7), menunjukkan berapa
kali penyiraman telah terjadi.
- Logika
Penghentian: IC 74193 akan terus menghitung selama penyiraman terjadi
(misalnya 0, 1, 2). Ketika mencapai Angka 3 (ditentukan oleh
output Q0 dan Q1 yang menghasilkan Logika 1 pada
Gerbang U5:B), Gerbang Logika ini akan menghasilkan sinyal yang menonaktifkan (disable)
Pompa Penyiram Tanaman.
- Pompa
Penyiram Tanaman (dikontrol oleh Q2 dan relay RL4) hanya aktif jika:
- Tanah
Kering (Logika 1) DAN
- BUKAN
Malam Hari DAN
- Counter
Belum Mencapai Angka 3 (Logika Penghalang dari U5:B adalah LOW/0).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar